🎑 Bagaimana Upaya Segenap Rakyat Indonesia Dalam Melawan Para Penjajah

Upayauntuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan tidak lebih mudah daripada merebut kemerdekaan, sehingga diperlukan perjuangan dan usaha yang keras baik dari pemerintah maupun seluruh rakyat. Bung Karno mengatakan bahwa "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." Pilihanc menunjukkan upaya yang dapat dilakukan masyarakat dalam memperkukuh NKRI. Menjunjung tinggi hukum dan peradilan menunjukkan adanya penghormatan pada hukum. Masyarakat juga diwajibkan berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan memajukan pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam UUD NRI Tahun 1945. Gayabaru menurut ajaran Islam dalam waktu singkat memberi warna pada setiap kerajaan yang lahir dihampir seluruh negeri, menyambut kedatangan penjajah-penjajah dari ras putih. Adalah telah menjadi keharusan dan kenyataan sejara, yang bangsa Indonesia di bawah raja-raja pemeluk Islam, harus menghadapi penjajahan, memberikan nama-nama pemimpin Realitasitu menunjukkan, ketahanan pangan sama pentingnya dengan kesehatan masyarakat. Jika dokter dan tenaga medis ialah tentara dalam upaya melawan penyebaran covid-19, begitu pun para petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya. Pertahanan yang penting dalam melawan covid-19 ialah ketahanan pangan. Artiwarna merah pada bendera ini yaitu melambangkan keberanian bangsa dalam melawan penjajah, sementara putih melambangkan niat suci para pahlawan dan rakyat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bendera merah putih berkibar untuk mengenang jasa para pahlawan dan untuk mensyukuri Kemerdekaan Republik Indonesia. Katakata kunci: Tamadun Islam dan tamadun Asia, tamadun Cina, tamadun Masyarakat India merupakan etnik ketiga terbesar di Malaysia dan juga salah satu kaum yang telah menyumbang ke arah pembentukan sebuah masyarakat majmuk di negara kita Melalui aktiviti perdagangan dan sosio budaya, Laksamana Cheng Ho telah membawa kira-kira 200 buah kapal PerangKemerdekaan Republik Indonesia melawan pasukan asing di Jawa Barat mulai 17 Agustus 1945, pertempuran Bojongkokosan 9 Desember 1945 sampai lahirnya Kodam Siliwangi 20 Mei 1946, Hijrah ke Jateng dan Jatim, kembali ke Jawa Barat (Long March Siliwangi) bertempur lagi dengan kedatangan APRA 23 Januari 1950 Sumpahpalapa berisi arti mengenai upaya untuk mempersatukan nusantara (Munandar (2004:24). Gagasan memisahkan diri sebenarnya pemikiran dari orang yang tak paham bagaimana perjuangan para pahlawan dalam melawan para penjajah. Sikap toleran, saling menghormati, dan kasih sayang menjadi kebutuhan wajib untuk segenap rakyat Indonesia Pertahanandan keamanan rakyat semesta, doktrin Hankamrata serta diundangkan UU No. 20/1982 tentang pertahanan dan keamanan negara. Disisi lain bangsa Indonesia mewarisi tradisi sebagai bangsa pejuang yang merebut kemerdekaannya dari penjajah merupakan sumber kekuatan. Setelahbangsa Indonesia bersatu untuk mengusir penjajah, maka makna persatuan setelah itu adalah persatuan segenap manusia Indonesia untuk mengikis kemiskinan dan ketimpangan sosial yang ada. Selain itu juga persatuan melawan korupsi, persatuan melawan perusakan lingkungan, dan yang paling utama adalah persatuan menegakkan cita-cita MengatasiIntoleransi. Selasa, 15 Agustus 2017 06:05 Reporter : Mochtar Pabotinggi. Mochtar Pabotinggi. ©2017 Merdeka.com. Menyongsong Peringatan Ulang Tahun ke-72 dari Proklamasi Kemerdekaan Kita: Oleh Mochtar Pabottingi. Sudah tiga tahun berturut-turut negeri kita dilanda intoleransi, dimulai pada masa kampanye Pilpres 2014 terkaitdengan kesejahteraan masyarakat terutama dalam penyalahgunaan penggunaan narkotika. b. Secara praktis penelitian ini diharapkan berfaedah dan berguna bagi pihak yang berkepentingan dan masyarakat luas dalam mengetahui prosedur tetap kepolisian terhadap penyerangan masa dalam upaya penangkapan bandar narkotika. fzuR. - Kedatangan penjajah di Nusantara menyebawa sengsara dan belenggu bagi bangsa Indonesia. Hal ini yang kemudian memicu terjadinya perlawanan untuk mengusir penjajah. Pada masa perjuangan, perlawanan yang dilakukan rakyat pribumi terhadap kaum penjajah masih berbentuk perlawanan perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia berlangsung pada abad ke-19. Pada abad ini, seluruh daerah di Indonesia menentang pemerintah kolonial. Lantas, apa upaya pemerintah kolonial meredam perlawanan daerah?Baca juga Devide et Impera Asal-usul dan Upaya-upayanya di Nusantara Devide et Impera Devide et Impera adalah politik pecah belah atau adu domba yang diterapkan pemerintah kolonial di Indonesia. Strategi politik adu domba ini sendiri dipopulerkan oleh Julius Caesar dalam upaya membangun Kekaisaran Romawi. Setelah Belanda datang ke Indonesia, mereka mempraktikkan politik devide et impera dengan tujuan memecah belah sebuah kelompok menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah ditaklukkan. Biasanya, langkah awal yang dilakukan pemerintah kolonial dalam menerapkan politik devide et impera adalah dengan make friends and create common enemy. › Perang lawan Covid-19, kini tengah berjalan. Sejarah dan pengalaman bangsa Indonesia mampu mengusir penjajahan tersebut. Dengan analogi sejarah dan pengalaman itu, bangsa Indonesia yakin bisa menang melawan Covid-19. OlehCyprianus Anto Saptowalyono 7 menit baca TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE HEBITREN OFFICIAL Suasana istigasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 RI yang digelar Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Hebitren secara daring, Minggu 8/8/2021.Berikhtiar dan berdoa adalah hal yang mesti dilakukan oleh seluruh umat manusia, tak terkecuali di saat menghadapi musibah. Tanggung jawab dan kebersamaan seluruh elemen masyarakat bernilai penting menghadapi masalah. Hal ini dibuktikan di saat Indonesia mampu melawan penjajah dan meraih kemerdekaan dahulu. Hal sama pun diperlukan di saat bangsa Indonesia sekarang tengah menghadapi cekaman pandemi Covid-19 yang melanda bumi dan negeri ini serta di seluruh antara lain mutiara hikmah yang dapat dipetik pada Istighosah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia. Acara yang digelar Dewan Pengurus Pusat Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren Hebitren Indonesia dan dipusatkan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, dilaksanakan secara daring Minggu 8/8/2021 malam. Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menteri Agama KH Yaqut Cholil Qoumas, para ulama, Gubernur Bank Indonesia H Perry Warjiyo, Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Umum DPP Hebitren Indonesia KH Moh. Hasib Wahab Chasbullah.> Baca juga Pesantren Berpotensi Besar sebagai "Motor" Pemberdayaan EkonomiMengawali sambutannya, Wapres Amin menuturkan, dirinya berharap bahwa selain sebagai pusat pendidikan dan pusat dakwah, pesantren juga menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Allah membuat, menciptakan kamu dari bumi. Menumbuhkan kamu dari bumi. Dan, Allah juga memerintahkan kamu semua untuk memakmurkan bumi. Memakmurkan dunia ini,” katanya di awal LAYAR KANAL YOUTUBE HEBITREN OFFICIAL Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan pada Istigasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 RI yang digelar Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Hebitren secara daring, Minggu 8/8/2021.“Allah membuat, menciptakan kamu dari bumi. Menumbuhkan kamu dari bumi. Dan, Allah juga memerintahkan kamu semua untuk memakmurkan bumi. Memakmurkan dunia ini” Wakil Presiden Ma'ruf AminUntuk itu, Wapres Amin melanjutkan, kita semua tentu harus membangun serta menggali kunci-kunci dan sebab-sebab kehidupan. Hal ini termasuk melalui pengembangan ekonomi dengan semua sektornya, baik pertanian, pertukangan, peternakan, industri, pertambangan, dan sebagainya. Tugas kita untuk membangun dan mengembangkan hal tersebut, pengembangan ekonomi bukan sekadar kebutuhan tetapi juga berkaitan dengan masalah agama yang sesuai syariah. “Oleh karena itu kita sekarang sedang mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Dan kita harapkan, dengan bangkit dan munculnya Hebintren, pengembangan ekonomi pesantren akan menjadi lebih kuat,” ujar Wapres Amin menuturkan bahwa saat ini seluruh dunia, termasuk Indonesia, sedang menghadapi tantangan berat, yaitu Covid-19. Pandemi Covid-19 berdampak ke aspek kesehatan, sosial, ekonomi, dan aspek lainnya. Ada harapan pandemi Covid-19 ini akan segera berlalu dengan segala daya upaya TAMBUNAN Sebelum menerima vaksin Covid-19, warga dicek terlebih dahulu kondisi kesehatannya oleh petugas medis dalam kegiatan vaksinasi massal di Gelanggang Olahraga Kotabaru, Jambi, Sabtu 7/8/2021.Untuk menghadapi dan merespons Covid-19 ini orang beriman harus berpijak dan berpedoman pada pendidikan keimanan yang dituntunkan Allah SWT dan diajarkan Nabi Muhammad SAW serta para ulama. Setidaknya, ada beberapa hal yang menurut Wapres diperlukan untuk menghadapi dan merespons Covid-19.>Baca juga Wapres Amin Tanggulangi Covid-19 di Jabodetabek secara TerintegrasiPertama, Covid-19 dan juga musibah-musibah yang lain sebenarnya merupakan cobaan Allah. Hal ini karena sejak Allah menjadikan manusia ini sudah dinyatakan akan memberikan cobaan dan ujian. “Kehidupan di dunia ini adalah kehidupan tempat kita akan mengalami ujian. Jangan berharap kita lepas dari ujian-ujian itu,” kata Wapres ulama mengibaratkan kehidupan di dunia ini adalah tempat kita berlalu, yakni dari tempat yang penuh dengan ujian-ujian menuju tempat menetap yang penuh dengan balasan Allah SWT. Di titik ini, terletak arti penting kesabaran ketika menghadapi musibah. Bersyukur dan bersabar pun bernilai penting saat kita memperoleh kebahagiaan atau NURELDINE Muslim pilgrims pray near Mount Arafat, also known as Jabal al-Rahma Mount of Mercy, southeast of the holy city of Mecca, during the climax of the Hajj pilgrimage amid the COVID-19 pandemic, on July 19, 2021. - Muslim pilgrims gnearhered near Mount Arafnear on Monday in the high point of this year's hajj, being held in downsized form and under coronavirus restrictions for the second year running. Just 60,000 people, all citizens or residents of Saudi Arabia, have been selected to take part in this year's hajj, with foreign pilgrims again barred. Photo by Fayez Nureldine / AFPKedua, sabar tidak berarti diam. Kita semua diperintahkan untuk menjaga diri dan berobat kalau sakit. Masalah penanganan Covid-19, seperti dilakukan pemerintah dengan anjurannya untuk mematuhi protokol kesehatan, pengujian, penelusuran, dan vaksinasi pada hakekatnya adalah upaya menjaga diri dan kehidupan.> Baca juga Wapres Ma'ruf Amin Dorong Percepatan Vaksinasi Covid-19Upaya menjaga diri bukan hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah keagamaan. Menjaga diri merupakan kewajiban agama. Menjaga diri adalah salah satu tujuan besar dari tujuan syariah. Syekh Nawawi al-Bantani mengatakan adalah wajib untuk menjaga diri dari bahaya yang akan datang.“Oleh karena itu, berobat, menjaga diri dari wabah, itu suatu kewajiban. Karena itu menjaga diri juga bukan semata masalah kesehatan, tetapi juga masalah agama, sesuai dengan syariah, bersifat upaya perlindungan diri, dan upaya menjaga diri,” ujar Wapres SRI ASTUTI Salah satu pekerja mengikuti vaksinasi Covid-19 secara massal yang diberikan gratis oleh Pemprov Jatim di pabrik Maspion, Sidoarjo, Sabtu 7/8/2021Wapres Amin menuturkan adalah benar dari sisi akidah ketika kita semua harus pasrah pada ketentuan Allah. Segala sesuatu dan ketentuan apa pun memang datang dari Allah. Tetapi, melakukan upaya dan ikhtiar juga merupakan bagian dari yang diperintahkan Allah kepada manusia. “Oleh karena itu di satu sisi kita harus berjuang, menjaga diri, dan mengobati kalau sakit karena itu memang perintah Allah. Tapi di sisi lain, kita juga pasrah dengan ketentuan Allah SWT,” jawab kebangsaanUpaya pemerintah menjaga bangsa juga merupakan bagian dari tanggung jawab kenegaraan. Tanggung jawab kenegaraan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua, termasuk para ulama. Dengan demikian, ada dua tanggung jawab yang mesti dilakukan dalam penanggulangan pandemi Covid-19, yakni tanggung jawab kebangsaan sekaligus tanggung jawab dua tanggung jawab yang mesti dilakukan dalam penanggulangan pandemi Covid-19, yakni tanggung jawab kebangsaan sekaligus tanggung jawab keagamaan. Wapres Ma'ruf AminMelalui istigasah, umat diajak berdoa memohon pertolongan kepada Allah. “Hal ini karena ketika kita menghadapi suatu masalah, kita harus meniti dan menanya; itu dari mana musibah datang? Siapa yang membuat musibah ini? Pasti jawabnya semua yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah,” kata Wapres Amin Warga bergotong royong memasang umbul umbul untuk memeriahkan HUT RI ke 76 di perumahan di kawasan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Minggu 8/8/2021. Warga bersepakat untuk tidak menyelenggarakan perlombaan untuk memeriahkan hari Kemerdekaan untuk menghindari kerumunan warga sebagai langkah antisipasi penularan itu, jika umat ingin terbebas dari masalah maka harus memintanya kepada Allah. Hal ini bukan karena kita tidak sabar sebab tidak mau menerima musibah. Sebab, kita menjadi berdosa kepada Allah kalau tidak mau menerima musibah. “Allah berfirman Kalau tidak rida kepada ketentuan-Ku, tidak sabar menerima cobaan-Ku, tidak syukur menerima nikmat-Ku, silahkan cari langit selain langit-Ku dan silahkan cari Tuhan selain Aku,” ujar Wapres Amin menuturkan, kita berdoa kepada Allah karena khawatir tidak kuat kalau terlalu lama ditimpa musibah. Kita berdoa kepada Allah agar jangan menimpakan kepada kita musibah yang tidak dapat terpikulkan. “Oleh karena itu kita mohon kepada Allah agar musibah ini segera diangkat. Karena berdoa itu adalah perintah Allah SWT. Tetapi, di dalam masalah ijabah, itu adalah hak prerogatif Allah,” hal itu, lanjut Wapres Amin, setelah beristigasah kita menunggu. Allah akan memberikan menurut apa yang dipilih Allah, bukan seperti yang dipilih manusia. “Dalam waktu yang juga dikehendaki oleh Allah, bukan pada waktu yang engkau kehendaki. Jadi, berdoa adalah wajib. Urusan ijabah adalah urusan Allah. Menunggu itu juga ibadah,” kata Wapres HELABUMI Suasana lengang di kawasan pertokoan di Masyestik, Jakarta Selatan, saat masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM level 4, Senin 2/8/2021. PPKM darurat di Jawa-Bali yang kemudian diubah menjadi PPKM level 4 sudah berlangsung selama satu bulan. Kebijakan membatasi mobilitas warga untuk mengendalikan penularan Covid-19 tersebut membuat sektor perekonomian masih terus tertekan. KOMPAS/RADITYA HELABUMI 02-08-2021Jika Indonesia sehat, tambah Wapres Amin, maka ekonominya tentu juga akan bangkit. Hal ini akan bisa dicapai apabila seluruh masyarakat Indonesia mematuhi aturan-aturan pemerintah dalam rangka pengendalian Covid-19 di negeri ini. “Dan kemudian kita akan jadikan, sesudah itu, momentum untuk kebangkitan ekonomi nasional,” katanya berjuangMenag Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya menuturkan, melalui doa bersama dan refleksi kemerdekaan ke-76 RI tersebut diharapkan kita semua bisa bahu membahu, bekerja sama, untuk menyukseskan kebijakan pemerintah menghadapi pandemi Covid-19. “Sebagaimana dulu para pahlawan berjuang dalam merebut kemerdekaan dari kolonial, maka hari ini mari kita sama-sama berjihad melawan wabah,” LAYAR KANAL YOUTUBE HEBITREN OFFICIAL Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan sambutan pada Istigasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 RI yang digelar Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Hebitren secara daring, Minggu 8/8/2021.Menag Yaqut menuturkan jihad ekonomi dapat diwujudkan dengan membantu mereka yang lemah dan membutuhkan uluran tangan, terutama yang terdampak Covid-19 secara langsung. Jihad ilmu dapat dilakukan dengan mengedukasi dan memberikan literasi kepada masyarakat bahwa wabah Covid-19 adalah sesuatu yang nyata sehingga semua mesti waspada. Melalui upaya tersebut masyarakat dapat selalu menaati peraturan dan tidak mudah pula termakan hoaks atau berita bohong dan fitnah.> Baca juga Wapres Amin Jurnalis Ujung Tombak Penyampai Informasi Covid-19Jihad dapat pula dilakukan dengan menahan diri tetap berada di rumah. Apabila terpaksa harus keluar rumah, semua mesti menerapkan protokol kesehatan agar tidak terpapar Covid-19. Jihad dapat dilakukan dengan melawan dorongan nafsu negatif seperti sifat individualistik, eksklusif, ekstremitas, antidialog, dan sifat-sifat buruk lainnya. “Dalam suasana pandemi Covid-19 ini tentu dibutuhkan rasa kebersamaan dan empati antara kita semua,” papar Menag Yaqut suasana pandemi Covid-19 ini tentu dibutuhkan rasa kebersamaan dan empati antara kita semua. Menag Yaqut Cholil QoumasRefleksi sejarah perjuanganKH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha saat menyampaikan tausiyah terkait refleksi kemerdekaan RI juga menuturkan, antara lain, ada banyak catatan sejarah bahwa kita pernah sukses menghadapi penjajah di saat masyarakat berada dalam segala kesederhanaannya. Hal yang menjadikan kuat adalah dimilikinya mental bahwa kita semua bertanggung jawab terhadap proses sosial, yakni dalam hal ini proses kemerdekaan serta proses berbangsa dan LAYAR KANAL YOUTUBE HEBITREN OFFICIAL KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha saat menyampaikan tausiyah terkait refleksi kemerdekaan RI saat pandemi pada Istigasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 RI yang digelar Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Hebitren secara daring, Minggu 8/8/2021.“Mental menjaga, mental memberi, dan mental bertanggung jawab ini yang menjaga kita. Sehingga dulu para TNI, para pejuang, itu di kampung-kampung dikasih ketela, dikasih gembili, dikasih uwi sejenis umbi bisa makan. Gara-gara punya mental memberi ini bangsa kita merdeka,” kata Gus menjaga, mental memberi, dan mental bertanggung jawab ini yang menjaga kita. Gara-gara punya mental memberi ini bangsa kita merdeka.Gus BahaGus Baha menuturkan masalah bangsa, termasuk masalah pandemi Covid-19, adalah masalah bersama. Penyelesaian masalah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. “Hal ini karena dalam Islam diajarkan siapa pun yang punya kemampuan ikut membantu, ya, wajib membantu. Jadi, ukurannya itu siapa pun yang mampu, bukan hanya yang sedang bertugas,” Baha dengan sederhana mengilustrasikannya dengan sebuah contoh. Ketika ada orang yang akan tenggelam, maka orang yang berada di dekatnya dan mampu membantu harus segera membantu orang tersebut agar tidak tenggelam tanpa perlu menunggu dulu datangnya tim SAR atau regu pencari dan penyelamat. Mahasiswa/Alumni Universitas Indonesia27 Januari 2022 0225Hai Putri S., kakak bantu jawab ya. Upaya rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda dibagi menjadi dua masa, yaitu sebelum 1908 dan setelah 1908. Keduanya diklasifikasikan, karena memiliki karakter perlawanan yang berbeda. Untuk lebih detailnya, yuk simak penjelasan berikut. Pada masa penjajahan Belanda, rakyat melakukan perlawanan atas tindakan kesewenangan yang menyengsarakan rakyat. Para ahli mengklasifikasikan gerakan ini atas dua gerakan, yaitu 1. Gerakan Perlawanan sebelum 1908 Gerakan perlawanan pada masa ini memiliki ciri sebagai berikut a. Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan. b. Secara fisik dengan menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya. c. Dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik, seperti tokoh agama, atau bangsawan. d. Bersifat sporadis atau musiman. Diantara perlawanan rakyat sebelum tahun 1908, yaitu Perang Aceh, Perang Diponegoro, Perang Padri, Perlawanan rakyat Maluku. 2. Gerakan Perlawanan setelah 1908 Gerakan perlawanan pada masa ini memiliki ciri sebagai berikut a. Organisasi yang dibentuk bersifat modern. b. Lebih terarah atau terorganisasi. c. Bersifat nasional tidak kedaerahan. d. Dipelopori oleh kaum terpelajar. Pada masa ini atau dikenal masa pergerakan nasional, ditandai dengan munculnya organisasi modern yang memiliki cita-cita kemerdekaan, diantaranya; Perhimpunan Indonesia, Indische Partij, Partindo, PNI-baru, PNI, dan lain-lain. Semoga membantu ya.

bagaimana upaya segenap rakyat indonesia dalam melawan para penjajah